Kuda-kuda itu mengikuti irama tetabuhan berupa gong, kenong, gendang, dan sronen (sejenis terompet) yang dimainkan tujuh hingga sembilan orang yang berjalan di belakangnya dan beberapa wanita dengan baju berwarna keemasan duduk berjajar menyambut kedua mempelai yang diarak menggunakan dua ekor kuda. Perhiasan yang digunakan oleh para wanita ini pun mencuri perhatian publik. Mereka mengenakan perhiasan berupa gelang, kalung hingga hiasan kepala seperti yang biasa digunakan oleh wanita India.
Tradisi tersebut biasa di sebut Mantan Serek atau Pengantin Kuda di daerah Kecamatan Seronggi Sumenep. Namun di beberapa daerah di kabupaten Sampang tradisi pengantin kuda tersebut sering di lakukan oleh beberapa masyarakat.
Dikutip dari beberapa sumber di Kabupaten Lumajang juga ada tradisi yg hampir sama dengan pengantin jaran atau biasa di sebut mantan serek di sumenep ini,,
Awal sejarah Jharan Kencak disebut dengan jaran kepang, meski bukan terbuat dari anyaman bambu, karena pada saat itu kuda yang dikenderai rombongan dari Ponorogo hendak mengirimkan delegasi ke Bali, untuk menjalin persaudaraan kerabat dan saudara Batara Kathong dari kerajaan Majapahit yang mengungsi ke Bali.
Saat sampai di Lumajang, kuda yang dikenakan seragam jazirah perang seperti di pewayangan untuk dipersembahkan di Bali memberontak kesana kemari dan menendang-nendang tiada henti melawan rombongan, hingga dibuat sebuah keputusan bahwa kuda dan beberapa penjaga untuk tetap tinggal di Lumajang untuk menenangkan kuda, sedangkan rombongan tetap melanjutkan ke Bali.
Kuda yang memberontak akhirnya bisa menjadi tenang dan jinak kembali, warga sekitar yang melihat kuda dijinakan tersebut merasa terhibur. Sejak saat itu menjadi sebuah kesenian bernama Jaran Ngepang yang berarti kuda menendang, namun lebih dikenal dengan nama Jaran Kepang.
Tahun 1806, Cakraningrat sampang memindahkan sebanyak 250.000 orang Sampang Madura ke Pulau Jawa, bagian tapal kuda seperti Lumajang. Orang Madura menjadi punduduk Lumajang juga menggemari kesenian bernama Jaran Kepang ini, karena seokor kuda dengan kostum perang khas pewayangan Jawa bertarung berdiri menggunakan dua kaki dengan pawangnya, setelah kemerdekaan Republik Indonesia Jaran Kepang lebih dikenal dengan Jharan Pencak dan menjadi Jharan Kencak yang dikenal hingga saat ini.
Menurut temen temen sama gak ya jaran kencak dengan pengantin jaran?