Pulau Sapudi tidak bisa lepas dari sosok Adi Poday terbiarkan berkembang berdasarkan cerita cerita rakyat. Padahal, jejak hidup Adi Poday dapat terlacak jelas. Mulai dari kediaman, pusaka peninggalan, hingga tempat peristirahatan terakhir (makam asta) Ady Poday nyata adanya.
Di daerah yang sekarang di namai desa Kaloang, Kecamatan Gayam Pulau Sapudi Sumenep, tedapat bangunan tua yang di yakini sebagai tempat tinggal pertama Adi Poday. Di dalam banguanan tua itu ada pusaka yang di percaya merupakan peninggalan Adi Poday. Di antaranya sebilah keris, tombak, dan sebuah colok kodi’.
Warga menyebut bangunan tua itu sebagai pesarean (rumah) Adi Poday. Mas Suryo, juru kunci Paseranan Adi Poday Menceritakan adalah Pembabat Pulau Sapudi. Nama Sapudi sendiri tidak lepas dari julukan Sepuh Dewe yang disematkan kepada Adi Poday. Nama Sapudi itu berasal dari kata Sepuh Dewe Tuturnya. Asta Adi Poday yang berada di tanah paling tinggi di Kecamatan Gayam juga menjadi bukti nyata jejak pembabat Pulau Sapudi itu. Asta Adi Poday telah direnovasi sedemikian rupa. Misalnya, lantai menuju makam telah dikeramik. Di sekitar makam juga terkeramik dengan baik.
Makam Adi Poday sendiri berada dalam sebuah bangunan paling utara. Di luar bangunan yang menaungi makam Adi Poday, terdapat aula kecil tempat para pesiarah berbincang. Masjid telah pula berdiri di areal pemakaman tokoh yang dikenal sebagai Ayahanda Joko Tole tersebut.
Bukti lain yang dapat diteliti sebagai bukti nyata jejak Adi Poday yaitu keberadaan daun Lontar bertulis kan bahasa Jawa kuno. Daun lontar tersebut kini berada di tangan Abd. Rahman di Dusun Belingi Kecamatan Gayam. Sayang, tak seorangpun mampu membaca dan memahami isi tulisan di daun lontar tersebut. Padahal bukan tidak mungkin daun lontar tersebut bakal rusak dimakan Zaman.