Sampang Madura juga memiliki batik. Motif flora dan fauna dengan warna-warna yang ngejreng bahkan memikat hati perancang busana Ramli. Dia lalu mengolah lembaran kain dari pulau garam itu menjadi busana-busana eksklusif yang ditampilkan dalam acara Geliat Sampang Madura, awal bulan ini di Hotel Sahid, Jakarta.
Kain batik dari Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur itu dibuat menjadi blus panjang, celana panjang, kebaya hingga jaket lelaki. Gaya modern itu dikemas dalam warna merah menyala, hitam putih dan cokelat.
Batik Sampang memiliki motif khas Madura berupa flora dan fauna di atas bahan sutera dan katun yang tidak kalah dengan batik daerah lain. Oleh Ramli komposisi batik ini dikombinasi atau dibuat komposisi baru. Ada yang disusun menjadi seperti lereng, ada yang dijadikan penghias tepi rok dalam pola ceplok berukuran besar dengan paduan motif liris, atau menjadi motif pucuk rebung sebagai tumpal sarung. Perpaduan gaya dan motif ini menghasilkan busana yang elegan, mewah, dan mahal.
Di sisi lain, bila dalam motif batik Ramli menggunakan berbagai komposisi baru, maka dalam desain busana, tidak ada yang baru. Dia masih menampilkan rok batik panjang kerut dipadu atasan renda berpotongan sederhana dengan lengan balon, atasan panjang berbentuk tubular, atau korset yang dipadu jaket organdi panjang.
Ramli juga menggunakan bordir yang menjadi ciri khasnya, prada keemasan serta taburan manik dan payet berkilau-kilau untuk blus, kebaya, dan beberapa kain panjangnya. “Desain saya pilih yang klasik,” kata Ramli yang juga menghadirkan para mantan model membawakan kain dan kebaya karya Ramli, seperti Rima Melati, Enny Sukamto Hehuwat, dan Ratna Dumilah.
Tak hanya untuk wanita, Ramli juga menghadirkan busana untuk pria. Umumnya, berupa jaket dengan motif batik. “Jaket yang dipakai kebanyakan kaum lelaki itu bermotif polos. Kali ini saya tertarik membuat jaket dengan motif batik. Hasilnya tak kalah menarik,” ujar sang desainer.
Menurut Ramli lagi, jaket batik memang berpeluang menarik minat pembeli dari luar negeri saat memasuki musim summer nanti. Karena mereka biasanya suka sesuatu yang unik dan memang tidak pasaran. Apalagi jaket juga bisa berfungsi sebagai pengusir rasa dingin. “Di sana (luar negeri) kalau summer itu memang panas, tapi udaranya tetap saja dingin,” cerita Ramli yang sudah mendapatkan banyak pelanggan setia dari Malaysia, Singapura, Belanda, dan Australia. Untuk memperkenalkan batik dari Sampang, Ramli bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat.
“Mudah-mudahan berkat tangan terampil Ramli, batik tulis khas Sampang bisa dikenal luas di seluruh Indonesia, bahkan hingga mancanegara. Dengan begitu diharapkan perajin batik kembali tumbuh, pendapatan asli daerah naik dan bisa menarik investor untuk menanamkan investasinya di Sampang,” kata Bupati Sampang, Noer Tjahja dalam sambutan acara.