Madura merupakan wilayah yang juga mempunyai banyak nama pahlawan nasional. Namun yang telah diakui secara resmi oleh negara adalah Abdul Halim Perdanakusuma. Lahir pada 18 November 1922 dari pasangan Haji Raden Bahauddin Wongsotaruno (Patih Sampang) dengan Raden Ayu Asiyah. Ia berpendidikan mulai dari HIS, MULO, dan MOSVIA. Tamat dari pendidikan ia menjadi calon mantri di Probolinggo, yang kemudian menyebabkannya terjaring wajib militer pada tahun 1939.
Setelah masuk dunia militer, ia melanjutkan pendidikannya di Kanada melalui rekomendasi dari Panglima Armada Inggris. Kemudian bergabung di Royal Canadian Air Force, Jurusan Navigasi. Usai dari pendidikan tersebut ia ditugaskan di Inggris sebagai perwira Angkatan Udara. Dalam tugasnya ia banyak terlibat dalam penyerangan terhadap Jerman. Kurang lebih sebanyak 42 kali ia turut serta dalam kecamuk peperangan di udara.
Pada 15 Oktober 1945 satuan pasukan Inggris mendarat di Jakarta. Dalam rangka melucuti senjata Jepang. Di antara gerombolan pasukan kulit putih tersebut ada satu orang berkulit sawo matang, yang tidak lain adalah Abdul Halim Perdanakusuma sang putera Madura. Sampai di Indonesia ia sempat dipenjara karena dicurigai sebagai anggota NICA. Namun tidak lama kemudian dibebaskan.
Putera Madura tersebut punya saham besar dalam pembentukan AURI serta pertahanan kemerdekaan RI. Dengan gagahnya ia menerobos blokade musuh untuk menyelundupkan obat-obatan dan amunisi. Bahkan ia berani melakukan penyerangan pada basis pertahanan Belanda hanya dengan modal pesawat bekas sisa jepang, yang ia perbaiki sendiri. Ia juga terlibat dalam formasi penerbangan dari Maguwo ke Kemayoran, sehingga tampaklah wibawa Angkatan Udara RI di kancah internasional. Namun pada 14 Desember 1947 ia gugur dalam kecelakaan pesawat (RI-003) di Tanjung Hantu Malaysia.
Sebagai penghargaan atas jasa heroiknya ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional dan namanya disematkan di Landasan Utama AURI “LANUD HALIM PERDANAKUSUMA”.
Sumber : Madura Heritage