Tutup
BeritaSejarah

Halim Perdanakusuma: Antara Perang Dunia dan Cinta Kussadalina

×

Halim Perdanakusuma: Antara Perang Dunia dan Cinta Kussadalina

Sebarkan artikel ini
Halim Perdanakusuma: Antara Perang Dunia Dan Cinta Kussadalina
Halim Perdana Kusuma Memberi Arahan Kepada penerjung payung

Selasa (01/31/2023) Pemerintah Kabupaten Sampang meresmikan JLS (Jalan Lingkar Selatan) dengan nama Halim Perdana Kusuma pahlawan nasional kelahiran Sampang 18 November 1922. Memontum bersejarah seakan memulangkan sosok pahlawan pada tanah kelahirannya.

Sampang dan Madura secara umum sudah mulai kepo-in sosok pemuda bernama lengkap  Abdul Halim Perdanakusuma di internet, kebanyakan menginformasikan bahwa putra dari Bahauiddin Wongsotaruna tersebut satu-satunya pemuda Madura yang sempat terlibat dalam kecamuk perang dunia ke-II. Ia sempat menjadi anggota Angkatan Udara Inggris dan melayang-layang di langit Perancis dan Jerman dengan pesawat Lancaster dan Liberator.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten
Halim Perdanakusuma: Antara Perang Dunia Dan Cinta Kussadalina
#Foto: Zona Perang

Halim juga merupakan salah satu perintis Angkatan Udara Republik Indonesia. Kiprahnya untuk mempertahankan RI sangat besar. Ia sempat melakukan serangan balasan pada markas pasukan Belanda yang terdapat di Ambarawa, Salatiga dan Semarang. Ia juga turut serta dalam formasi penerbangan dari Maguwo ke Kemayoran, sehingga terlihat di mata internasional keberanian para penerbang RI dengan modal pesawat bekas hasil rampasan dari Jepang, namun mampu menunjukkan kekuatan angkatan udara Republik Indonesia.

Terlepas dari perjuangan dan keterlibatanya di kecamuk perang dunia, ia seperti pemuda pada umumnya. Pada saat terjaring wajib militer (1939) Belanda di Surabaya sempat bertemu dengan gadis Madiun bernama Kussadalina. Tidak lama dari pertemuan itu, kondisi internasional berubah, Jepang pada akhirnya berhasil mendarat di Jawa dan Halim terbawa pasukan Belanda dan akhirnya sampai ke Eropa berpisah dari keluarga dan tambatan hatinya.

Selama terjebak di Royal Air Force ia tidak mendapatkan kabar dan tidak bisa mengirim kabar ke Indonesia. Setelah beberapa tahun di Eropa, kemudian pada 15 Oktober 1945 ia kembali ke Indonesia ikut serta pasukan Inggris dalam rangka melucuti tantara Jepang. Hal pertama yang dilakukan Halim ialah menemuai tambatan hatinya. Namun pada pertemuan itu Kussadalina enggan menerimanya sebelum Halim mengganti seragam Angkatan Udara Inggris yang dipakainya.

Tidak lama menghirup udara Indonesia, ia dijebloskan di Kediri karena dicurigai sebagai tentara NICA, lagi-lagi ia harus berpisah dengan kekasihnya. Baru pada 24 Agustus 1947 ia dapat menikah dengan Kussadalina di Madiun. Dua bulan dari pernikahannya, Halim mendapatkan tugas untuk menyiapkan Angkatan Udara di Sumatera. Kemudian pada satu sore Halim berpamitan pada istri tercintanya untuk satu tugas keluar negeri, ia menjanjikan akan membawakan oleh-oleh dari luar negeri. Namun fakta yang terjadi pesawat Avro Anson yang dinaikinya jatuh di Tanjung Hantu Malaysia saat akan mengambil obatan-obatan. Peristiwa tersebut terjadi pada 14 Desember 1947. Saat pamitan terakhir kalinya Kussadalina sedang hamil 4 bulan dan Halim hanya meninggalkan satu pesan. Jika anaknya lahir putra, beri nama Ian Santoso.

Perjuangan Halim tidak hanya tentang pertempuran fisik, namun juga pertempuran perasaan. Ia harus mengorbankan perasaan cinta dan keluarganya demi kepentingan bangsa dan negara.