Pasar Margalela di Sampang, Jawa Timur, memiliki sejarah yang menarik yang merujuk pada masa lalu perdagangan sapi di daerah ini. Nama “Margalela” sendiri memiliki makna yang dalam dalam bahasa Madura, yaitu “tempat bertemunya sapi.” Mari kita telusuri jejak sejarah yang membentuk pasar ini.
Sejarah pasar sapi di Sampang telah ada sejak zaman dahulu. Pada masa kolonial Belanda, pasar ini semakin berkembang seiring dengan meningkatnya permintaan sapi dari luar daerah, terutama dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pemerintah Belanda mengakui pentingnya pasar ini dan membangun pasar hewan di Desa Batu Putih, Sokobanah, untuk memfasilitasi perdagangan sapi. Pasar tersebut terus beroperasi hingga saat ini.
Namun, pada tahun 2016, Pemerintah Kabupaten Sampang memutuskan untuk membangun Pasar Margalela sebagai pengganti Pasar Srimangunan yang sudah tidak layak lagi untuk beroperasi. Pasar Margalela ini dibangun di atas lahan bekas pasar sapi yang telah ada selama bertahun-tahun.
Meskipun Pasar Margalela kini berfungsi sebagai pasar tradisional dengan berbagai jenis dagangan, nama “margalela” tetap dipertahankan sebagai penghormatan terhadap sejarah panjang pasar ini. Ada beberapa alasan mengapa pasar yang dulunya pasar sapi ini dinamakan Pasar Margalela:
- Pasar tersebut merupakan tempat bertemunya sapi dari berbagai daerah di Madura, menciptakan keramaian dan kegiatan ekonomi yang sibuk.
- Pasar ini merupakan tempat berkumpulnya para pedagang sapi, yang menjadikannya pusat perdagangan penting bagi warga Sampang.
- Bangunan Pasar Margalela dibangun di atas lahan bekas pasar sapi, menjadikannya tempat yang sarat dengan sejarah dan makna yang dalam.
Dengan mempertahankan nama “margalela,” diharapkan masyarakat dapat terus mengingat sejarah pasar ini dan pentingnya peran perdagangan sapi dalam perkembangan Sampang. Sebuah potongan sejarah yang tetap hidup dalam nama sebuah pasar yang berubah seiring berjalannya waktu.