Madura memiliki banyak tradisi dan budaya yang khas, salah satunya adalah “Slametden Malem Lekoran”. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Madura dalam menyambut malam Lailatul Qadar.
Slametden Malem Lekoran dilakukan pada malam ke-27 bulan Ramadan, yang dipercayai sebagai malam yang penuh berkah dan keberkahan. Masyarakat Madura mempercayai bahwa pada malam itu, langit dipenuhi dengan malaikat yang turun ke bumi membawa berkah dan rahmat.
Dalam tradisi Slametden Malem Lekoran, masyarakat Madura melakukan beberapa kegiatan seperti mengadakan pengajian, membaca Al-Quran, dan melakukan dzikir bersama. Mereka juga membuatkan makanan khas seperti bubur sumsum dan beras ketan yang kemudian dibagikan kepada tetangga dan sanak saudara.
Sepuluh hari terakhir Ramadhan adalah malam-malam mulia bagi orang Madura, sehingga tradisi selamatan pada malam-malam itu sangatlah sakral. Pasalnya di salah satu malam dari ke sepuluh hari itu ada malam yang keutamaannya lebih baik dari seribu bulan, yaitu malam Lailatul Qadar.
Di sebut malem lekoran karena pelaksanannya (selamatan) itu dilakukan pada saat malam hari, sedangkan penyebutan Lekoran itu diambil dari sebutan bilangan 21-29 dalam bahasa Madura.
Sedangkan pelaksanaan selamatan malem lekoran itu dilakukan di malam-malam ganjil (21, 23, 25, 27, 29, meski umumnya banyak dilakukan pada tanggal 21, 25, 27 ) tujuannya untuk menyambut malam Lailatul Qadar.
Acara selamatan lekoran itu juga kadang dirangkap dengan selamatan khataman Al-Qur’an, biasanya dilaksanakan di masjid atau mushalla-mushalla yang mendirikan sholat tarawih dan tadarus bersama. Namun, ada juga masyarakat yang melaksanakannya di rumah saja dengan mengundang tetangga untuk berbuka bersama atau mengantarkan ke rumah tetangga setelah didoakan sendiri.
Sedangkan untuk suguhan di malem lekoran ini identik dengan plotan atau ketan dalam bahasa Indonesia. Jadi, dalam selamatan malem lekoran tidak hanya ada masakan nasi dan lauk saja, tapi juga harus ada masakan yang terbuat dari ketan. Baik berupa lemper, leppet, serabi atau masakan ketan biasa yang ditaburi parutan kelapa di atasnya.