Sejarah

Nama – Nama Pangeran Trunojoyo, Sesuai Periodisasi dan Jabatan 

662
pangeran trunojoyo
sumber : madura heritage

Pangeran Trunojoyo Bukan Panggilan Yang Tepat, Pahlawan nasional Madura itu telah akrab dengan sebutan Pangeran trunojoyo. namunfakta historisnya menunjukan beliau lebih dari seorang pangeran, Karena dalam perjalanan sejarahnya beliau telah dinobatkan sebagai seorang Panembahan bahkan seorang Sultan

Kita semua tentu mengenal Pangeran Trunojoyo, pahlawan besar Nusantara asal Madura. Walaupun beliau masyhur dengan nama tersebut, namun sejatinya beliau bukanlah (hanya) Pangeran Trunojoyo, melainkan memiliki beberapa nama sesuai dengan periodisasi dan jabatan yang diduduki.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Berikut ialah nama – nama Pangeran Trunojoyo, sesuai periodisasi dan jabatan beliau:

1. RADEN NILA PRAWATA (Sejak lahir – 1670 Masehi)

Nama gelar saat beliau lahir, sebagai putera dari Raden Demang Malaya Kusuma bin Pangeran Cakraningrat I. Setidaknya beliau dikenal sebagai Raden Nila Prawata, hingga tahun 1670. Periode ini merupakan masa-masa yang sangat dramatis.

2. PANGERAN TRUNOJOYO (1670 – 1676 Masehi)

Saat intrik di istana Mataram memuncak, sang putera mahkota Mataram, segera berkoalisi dengan Raden Nila Prawata. Disusunlah suatu strategi, dan pada 1670 Raden Nila Prawata berangkat ke Madura, menguasainya, dan kemudian bergelar Pangeran Trunojoyo. Masa ini ialah progress awal beliau memainkan peran penting di Jawa Timur, sepanjang 1670 – 1676.

3. PANEMBAHAN MADURETNA (1676 – 1678 Masehi)

Peperangan meluas, seluruh Jawa Timur (kecuali Blambangan) telah bergabung dengan P. Trunojoyo. Posisi yang semakin kuat, maka beliau memproklamirkan diri sebagai Panembahan Maduretna, Raja Madura merdeka, setara dengan Mataram pada Agustus 1676. Perang semakin mengerikan, kemenangan Panembahan Maduretna di pertempuran Gegodog, memicu seluruh kawasan pantai utara Jawa dari Cirebon – Panarukan, jatuh ke kekuasaan beliau. Puncaknya Istana Plered Jatuh pada Juni 1677.

4. SULTAN INTRA PRISTA (1678 – 1680 Masehi)

Grelar terakhir beliau ialah Sultan Intra Prista, yang disandang sejak 1678 hingga akhir hayat beliau pada 1680. Gelar ini merupakan legitimasi penting bagi beliau, sebagai pemenang perang dan penguasa Jawa, karena gelar “Sultan”, posisinya satu tingkat lebih tinggi daripada gelar raja Mataram, “Susuhunan”. Gelar ini tentu dikenal dan dikenang oleh seluruh pendukung beliau, walau pun di akhir perang beliau memang dikalahkan secara licik, dan beliau pun gugur sebagai bunga bangsa yang selalu diagung-agungkan hingga kini.

Sumber Madura Heritage

Exit mobile version