Dengan penobatan Pangeran Cakraningrat I secara resmi oleh Sultang Agung di Mataram sebagai Raja Madura, merupakan titik kulminasi yang sangat tepat berdirinya Lembaga pemerintahan di Sampang cukup memenuhi persyaratan ditinjau dari berbagai aspek:
- 1.Penetapan dari Raja Mataram, Raden Praseno sebagai raja Madura berhak menggunakan payUng kebesaran.
- 2.Mempunyai pemerintahan yang jelas yakni sampang
- 3.Pusat pemerintahan di Sampang
- 4.Adanya perangkat Kerajaan
- a)Wakil kerajaan yaitu Pangeran Sertomerto, bilamana raja tidak ada tempat ada tempat. Setelah wafat mengangkat Mangkubumi sejajar dengan Patih dengan sebutan Pangeran Mangkubumi
- b)Menunjuk penguasa di dua daerah perwilayahan
- 5.Mempunyai angaran belanja
Penunjang sebagai faktatis, berupa berupa beraneka benda Cagar Budaya, di situs yang beralokasi di sekitar Madegan dan tempat lainnya. Misalnya, pada daun pintu gapura Paduraksa terdapat relief berupa seekor Naga yang terpanah tembus sampai ke ekor. Menurut pakar sejarah diinterprestasikan bah rekief itu sebagai Sangkalomemet berbunyi “ Naga Kapanah Titis Ing Midi “ yang berarti 1546 Saka ( = tahun 1624 Masehi ) . Berdasarkan Pertimbangan tersebut di atas, maka kebenaran sejarah makin jelas dan dalam catatan catatan sejarah di sebutkan bahwa pada tahun 1624 Masehi adalah peristiwa pengangkatan Raden Praseno sebagai raja Madura dengan gelar Pangeran Cakraningrat I tepatnya pada tanggal 23 Desember 1624 Masehi, bersamaan dengan grebeg Maulid Nabi Besar Muhamad SAW pada tanggal 12 Robiul awal tahun 1045 Hijiriyah. Pada masa tersebut terdapat komunitas yang berstruktur dan berkonstitusi politik. Peristiwa pengangkatan raja Madura tersebut oleh masyarakat Sampang di jadikan sebagai “ Momentum Hari Jadi Sampang “ Selanjutnya dikukuhkan dengan keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sampang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Persetujuan Penetapan Hari Jadi Sampang.
Untuk Pangeran Cakraningrat, Rakyat Sampang memperingati setiap tahunnya menurut tahun Masehi. Kemudian Peringatan Hari Jadi Sampang itu disesuaikan menurut tahu Hijiriyah yaitu pad grebeg Maulid Nabi Besar Muhammad SAW tepatnya tanggal 12 Robiul Awal. Awal pelaksanaanya pada tahun 1425 Hijiriyah atau tahun 2004 Masehi yang ke 380.
Raden Praseno atau Pangeran Cakraningrat I mempunyai Raden Demang Maluyo dan cucunya Raden Trunojoyo. Beliau adalah sosok patriotik sejati. Symbol kebesaran dan kebanggaan masyarakat Sampang dalam memerangi kedholiman penjajah Belanda.
Pekik “Merdeka atau Mati “ bermula dari semangat juang Raden Trunojoyo yang berkobar kobar di saat menggempur pasukan Kompeni Belanda di Cigedok.
Mereka telah tiada, gugur sebagai kusuma bangsa mengharumkan Bumi Nusantara.
Semoga Allah SWT Yang Maha Adil dan Bijaksana berkenan menempatkan di sisi-Nya Amin.
Sebagai generasi penerus marilah kita hayati seruan Bung Karno bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Dalam arti dapat meneruskan kebesaran jiwa, ketulusan dan perjuangannya membela Nusa dan Bangsa, menegakkan keadilan dan kebenaran di persada Nusantara.
SEMOGA SAMPANG TETAP JAYA BERKIBAR DI BUMI NUSANTARA INDONESIA TERCINTA.