Berita

Musik Tradisional Daol Combo

698
Permata baru Sampang
Group Musik Daol Permata Baru Sampang

Sampang, Madura – Di tengah kesibukan dan hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari, masyarakat Sampang, Madura, menemukan kebahagiaan tersendiri dalam kehadiran musik tradisional Daol Combo, yang lebih populer dengan sebutan Ul Daol. Musik tradisional ini memiliki daya tarik tersendiri karena berhasil mengkombinasikan alat musik tradisional untuk menghadirkan variasi lagu yang menyenangkan pendengar, termasuk lagu dangdut dan lagu daerah.

Pada awalnya, musik Ul Daol merupakan tradisi masyarakat Madura secara umum yang digelar menjelang waktu sahur di bulan Ramadhan. Tradisi ini melibatkan masyarakat yang berkeliling kampung sambil membangunkan penghuni untuk sahur. Namun, gejala ini tidak dapat dibendung, dan masyarakat lain mulai tertarik untuk membentuk kelompok musik Ul Daol mereka sendiri.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Setiap kelompok seperti berlomba-lomba untuk tampil lebih atraktif dan indah dalam dekorasi mereka dibandingkan dengan kelompok lainnya. Inisiatif ini kemudian direspons oleh lembaga-lembaga sosial, yang mengambil langkah untuk membina tradisi ini melalui Festival Musik Daol Combo /Ul Daol.

Menurut keterangan yang diperoleh, festival musik tradisional ini dilaksanakan setiap tujuh hari setelah Hari Raya Idul Fitri atau yang lebih dikenal sebagai Hari Raya Ketupat. Tempat perlombaan diadakan di pusat Kota Sampang.

Salah satu hal yang menarik dalam festival musik Ul-Daol adalah bahwa hadiah bukanlah prioritas utama. Seperti dalam kerapan sapi, hadiah yang diberikan tidak sebanding dengan anggaran biaya yang telah dikeluarkan sebelum perlombaan. Bagi peserta, prestasi kelompok dan pimpinannya jauh lebih penting daripada hadiah yang bisa mereka dapatkan. “Saya bangga jika kelompok kami meraih juara, bukan karena hadiah, tetapi karena prestasi kelompok dan pimpinannya,” jelas H. Nur Hasan, salah satu pemimpin kelompok Ul-Daol.

Biaya alat musik bagi setiap kelompok bisa mencapai lebih dari dua juta rupiah. Biaya ini digunakan untuk melengkapi seragam peserta, alat musik, dan perlengkapan dekorasi yang mencolok.

Setiap kelompok Ul-Daol terdiri dari dua puluh lima anggota, dan setiap anggota memiliki seragam mereka sendiri. Alat musik Ul-Daol mencakup berbagai instrumen seperti tong-tong, drom minyak, botol yang diisi air, seronen, bonang, terbang, gong, dan lainnya. Lagu-lagu yang mereka bawakan adalah lagu dangdut yang diadaptasi dengan variasi musik atau lagu daerah.

Peserta kelompok Ul-Daol, yang disebut “Hakim,” mengaku melakukan persiapan jauh sebelum perlombaan dilaksanakan. Setiap latihan menghabiskan biaya sekitar seratus ribu rupiah. Biaya ini biasanya ditanggung oleh pimpinan kelompok.

Kelompok Ul-Daol Permata Baru di bawah pimpinan Haji Nur Hasan dari Kota Sampang, menghabiskan biaya hingga satu juta dua ratus ribu rupiah. Mereka melaksanakan latihan dua kali seminggu dengan biaya tambahan untuk pelatih dan konsumsi anggota. Latihan ini bertujuan untuk mengatur keserasian musik dalam lagu dan tarian mereka, karena penilaian dalam perlombaan lebih berfokus pada bagaimana kelompok menghadirkan lagu mereka dengan baik.

Perlombaan musik Ul-Daol biasanya dilaksanakan pada malam hari, dan penilaian sangat ditekankan pada dekorasi kelompok dan kerapian anggota, serta kreativitas mereka dalam membawakan lagu. Hadiah bukanlah ukuran keberhasilan, tetapi gengsi kelompok yang menjadi prioritas. Musisi-musisi Ul-Daol dengan semangat mempertahankan tradisi ini, memberikan warna unik dalam kehidupan masyarakat Sampang, Madura.

Exit mobile version