Tutup
Seni

Tembang Macapat ( Macopat Madura )

×

Tembang Macapat ( Macopat Madura )

Sebarkan artikel ini
Tari Topeng Kaliwungu. Foto: Analyana.blogspot.com
Tari Topeng Kaliwungu. Foto: analyana.blogspot.com

Maskumambang

Mon nyaroan ratona banne ngerenge

Mastena nyarowan

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Tao se ekabutowen

Dha’ ka oreng a manfaat
Terjemahannya sebagai berikut :

(Kalau lebah pemimpinnya bukan kecoak, seharusnya lebah, mengerti tentang kebutuhan, kepada manusia sangat bermanfaat).
Tembang Maskumambang menyiratkan sebuah hubungan yang sangat serasi, seimbang dan harmonis antara manusia dan semua makhluk hidup. Dengan akal pikirannya, manusia diajak untuk membaca, menyimak memperhatikan serta memikirkan serta mengambil manfaat dari keberadaan makhluk hidup lainnya. Hal itu sesuai dengan kapasitas manusia sebagai pengemban amanah di bumi.

Melalui alunan tembang Maskumambang, manusia diajak untuk membaca secara detail fenomena alam dan mengambil hikmah dari semua makhluk ciptaan Allah SWT. Sekecil apapun bentuk dari makhluk ciptaan-Nya tetap memberikan nilai dan manfaat yang sangat besar bagi manusia. Di samping itu tembang Maskumambang mengungkapkan suasana hati yang rawan akibat kesedihan dan keprihatinan yang mendalam.

  1. D u r m a

Lamon dika epassrae panggabayan

Ampon mare apekker

Terang ka’ekko’na

Adjanji maranta’a

Pon pon brinto tarongguwi

Anggap tanggungan

Ma’ ta’ malo da’ oreng

(Asmoro, 1950 ; 19)

Terjemahannya :

(Jika kamu mendapat beban pekerjaan, sudah selesai dipikir, tentang seluk-beluknya kerja, usaha untuk menyelesaikan, jika demikian haruslah serius, bekerja dengan penuh tanggung jawab, agar tidak mengecewakan orang).
Di samping melambangkan tentang nafsu manusia, tembang ini menyiratkan hubungan yang sangat erat antar manusia sebagai makhluk sosial. Dalam menjalankan kehidupannya, manusia senantiasa memiliki ketergantungan pada manusia lainnya. Dengan adanya ketergantungan tersebut, maka setiap individu dituntut untuk bertanggung jawab terhadap diri sendiri ataupun orang lain. Terutama tanggung jawab dalam mengemban tugas. Dalam arti nilai-nilai profesionalisme benar-benar dijunjung tinggi.

Tanggung jawab akan melahirkan rasa aman sekaligus rasa percaya terhadap diri sendiri ataupun orang lain. Dengan bertanggung-jawab hubungan antara sesama manusia menjadi serasi dan harmonis, sehingga menghilangkan rasa saling curiga dan buruk sangka. Dengan demikian maka hubungan yang dilandasi saling percaya, saling ketergantungan, saling bertanggung-jawab serta memiliki keterikatan yang kuat akan menjauhkan manusia dari segala permusuhan.

  1. Kasmaran (Asmaradhana)
  2. Dhu tang ana’ reng se raddin, se ganteng pole parjuga

spopre enga’ ba’na kabbi.ja’ odhi’ badha neng dunnya

kodu ba’na enga’a, sabban are korang omor, sajan abid sajan korang.

Sabellun dhapa’ ka janji, la mara pong-pong sateya

bannya’-bannya’ pangabekte, alakowa parentana, jauwi laranganna

Guste Allah Maha Agung, ngobasane alam dunnya.

Dhu tang ana’ estowagi, asareya kabecce’anmenangka sangona odhi’.

Neng dunnya coma sakejje’, omor ta’ asomaja, tako’ dhapa’ dha’ ka omor

abali ngadep dha’ Allah
Terjemahannya :

(Duh, anak-anak yang cantik, yang bagus dan gagah, supaya kamu ingat semua, hidup ada di dunia, harus kamu perhatikan, setiap hari umur berkurang, tambah lama tambah berkurang. Sebelum sampai ke janji, ayu kerjakan sekarang juga, banyak-banyak berbakti, kerjakan perintah Tuhan, jauhi larangan Tuhan, Gusti Allah Maha Agung, menguasai alam dunia. Duh anak yang mendapat restu, carilah kebajikan, sebagai bekal hidup, takut sampai kebatasnya umur, kembali menghadap Allah).

O, Alla se Maha Socce, Pangeranna alam dunnya,
Ngera-ngera pon ta’ oneng, Ran-maheran paparengnga, Se badha neng e jagat, Mecem-macem jutan ebun, hawa aeng apoy tana.

Akadi bintang e elangnge’, Gunggungnga sera onengnga

Nyo’on maaf langjkong sae

Opama badha atanya, mara kagali tretan

Pera’, emas menya’ lantong, tatombuwan ka’bungka’an

Durin salak jeruk manggis

Dha’-tedha’an manca barna

jaran macan juko’ rengnge’

Lantaran dhari bannya’na

Lerressa ta’ bangal tanggung

Ressem lecek lamon mongkat. (Anggoyudo, 1983 : )
Terjemahannya :

(Allah Yang Maha Suci, penguasa alam dunia, diperkirakan jumlahnya tidak tahu, sangat mengherankan pemberiannya yang ada di dunia, beribu-ribu, berjuta, udara, air, api dan tanah. Seperti bintang di langit, besarnya siapa yang tahu, minta maaf lebih baik, sekiranya ada yang tanya, ayo pikirkan saudara, perak, emas, minyak, pepohonan dan tumbuh-tumbuhan lainnya. Buah durian, salak, jeruk, manggis, buat makanan beraneka warna, macan, kuda, ikan sampai nyamuk, tak sanggup menghitung, sebenarnya tidak berani menanggung, karena banyaknya ciptaan).
Asmaradhana atau Kasmaran (Madura), berarti suka, kasengsem (jatuh cinta). Tembang ini biasanya digunakan untuk menggambarkan perasaan cinta ataupun rasa sedih. Selain itu juga memberikan gambaran rasa senang, bahagia, tidak ada pikiran susah dan senantiasa berada dalam kondisi gembira.
Walaupun tembang Kasmaran senantiasa menyiratkan aroma kegembiraan dan kebahagiaan, tembang ini juga memberikan gambaran utuh tentang kewajiban manusia terhadap sesama manusia ataupun kewajiban manusia terhadap Khalik-Nya. Dalam arti manusia harus seimbang dan selaras dalam menata hubungan, baik secara vertikal maupun secara horizontal.

Tembang ini mengingatkan betapa pentingnya tali silaturahmi ditautkan. Saling menyapa, saling berkunjung, saling membantu terhadap tetangga ataupun sanak saudara. Menyambung tali silaturahmi merupakan ungkapan perasaan kasih sayang dan akan memberikan dampak kegembiraan serta kebahagiaan terhadap sesama manusia.
Salah satu sifat manusia adalah senantiasa berbuat khilaf dan lalai. Dalam syair-syairnya, tembang Kasmaran mengingatkan tentang kewajiban manusia terhadap Sang Pencipta. Segala keindahan perhiasan yang ada di dunia ini, jangan sampai memalingkan manusia dari Sang Pencipta. Kewajiban manusia yang utama adalah beribadah kepada-Nya. Untuk itulah manusia senantiasa diajak berbuat kebajikan, menjauhkan diri dari perbuatan hina, keji, khianat dan mungkar. Di samping itu juga diingatkan tentang batas umur yang dikaruniakan oleh-Nya, jangan sampai terbang percuma dan sia-sia. Karena kehidupan manusia ibarat berada di persimpangan untuk menuju kehidupan yang lebih hakiki dan abadi.
Di sisi lain tembang Kasmaran menyiratkan kebesaran alam ciptaan-Nya. Dengan sifat Rahman dan Rahim-Nya, seluruh alam semesta dan semua penghuni yang ada di bumi, mulai tumbuh-tumbuhan, hewan darat maupun hewan laut ditundukkan serta diperuntukkan oleh Sang Maha Pencipta kepada umat manusia. Melalui tembang ini manusia diingatkan untuk senantiasa bersyukur atas kenikmatan yang demikian besar. Selain mensyukuri nikmat-Nya, manusia diingatkan untuk memikirkan kebesaran Sang Pencipta dalam upaya mempertebal iman sebagai bekal beribadah dan mengabdi hanya kepada-Nya.