Tutup
Wisata

Masjid Jamik Madeggan Sampang

×

Masjid Jamik Madeggan Sampang

Sebarkan artikel ini
Masjid Jamik Madeggan Tampak Belakang
Masjid Jamik Madeggan tampak belakang

Masjid Jamik Madeggan merupakan masjid tertua di Kabupaten Sampang. Konon, usia masjid yang terletak di Kampung Madeggan di Jl Mangkubumi Kelurahan Polagan, Kecamatan Kota Sampang tersebut sudah 6 abad. Informasi ini dibenarkan oleh takmir masjid KH Ahamad Nabrawi Baidawi yang kemarin diwakili Ustadz M. Gufron.

Kepada koran ini, Gufron mengaku tidak tahu pasti sejarah berdirinya tempat peribadatan tersebut. Tapi berdasar cerita rakyat setempat, Masjid Madeggan itu langsung jadi dan sampai sekarang bentuk bangunannya tidak mengalami perubahan. Dulu, imbuhnya, luas masjid sebelum direnovasi 20 x 24 meter. Setelah direhabilitasi, mencapai 30 x 25 meter. “Tapi, sampai sekarang pondasi dan bentuk bangunannya masih alami,” ujarnya.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Menurut dia, masjid yang lokasinya persis berada di sebelah selatan situs Makam Ratoh Ebuh tersebut juga dikenal angker. “Kalau ada burung terbang di atas masjid, pasti langsung jatuh dan mati. Saking keramatnya masjid ini, dulu sering dijadikan tempat sumpah pocong. Selain dari tiga kabupaten di Madura, ada juga yang dari Surabaya,” ungkapnya.

Sayangnya, lanjut dia, masyarakat kini sudah tidak bisa lagi menyaksikan prosesi pelaksanaan sumpah pocong. Sebab pihak takmir masjid sudah melarang pelaksanaan sumpah untuk mencari siapa yang berkata jujur tersebut. “Itu sudah keputusan takmirnya,” ungkapnya.

Kepada koran ini, ia mengaku tidak tahu pasti siapa sosok yang mendirikan Masjid Madeggan. Tapi berdasar cerita masyarakat yang diwariskan leluhurnya secara turun-temurun, usia masjid sudah sekitar 6 abad. “Jadi dari dulu ceritanya memang seperti itu. Artinya, tidak ada sesepuh yang mengetahui pasti kapan masjid ini didirikan,” imbuhnya.

Namun demikian, Gufron mengungkapkan bahwa pada tahun 1983 Masjid Madeggan direnovasi. Sebab, pihak takmir masjid kala itu sepakat ingin memperluas bangunan. Sebab kala itu sudah tidak bisa lagi menampung jamaah. “Tapi, renovasi tersebut tidak mengubah struktur bangunan yang lama. Sebab semua bahan-bahannya masih kuat dan tidak ada yang rapuh,” katanya.

Sebelum direnovasi dan menggunakan bahan cor dengan rangka baja, di sebelah kanan-kiri halaman luar masjid dulu ada pagar kunonya. Termasuk, lima batang pohon sawo. Tapi karena untuk kepentingan jamaah masjid, maka pagar tersebut terpaksa digusur. “Tapi kalau pohon sawonya, kini tinggal satu batang. Berkat renovasi, kini masjid bisa menampung sekitar 1.500 orang,” terangnya.

Gufron menambahkan, kalau peringatan hari besar keagamaan, Masjid Madeggan pasti selalu ramai. Salah satunya kala peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Isra Mikraj. “Itu sudah menjadi agenda rutin yang digelar setiap tahun. Khusus bulan puasa, sering digelar ceramah keagamaan menjelang buka puasa yang dimulai pukul 16.00. Tapi yang ramai, tanggal 21 sampai 27 Ramadan. Kalau siang, banyak jamaah itikaf di masjid,” paparnya.

(6 Abad, Bangunan Masjid Masih Alami)

Pria bertubuh subur ini menambahkan, Masjid Madeggan juga dikenal sangat keramt. Konon, doa yang dipanjatkan jamaah biasanya cepat terkabul. “Keunikan masjid ini karena memiliki empat tiang penyanggah. Meskipun konstruksinya miring, tapi keempat pilar tersebut tidak roboh. Meskipun sudah diperbaiki, keempat tiang tersebut bentuknya kembali ke asal alias miring kembali,” ungkapnya.

Warga Madeggan ini mengungkapkan, manfaat yang bisa diperoleh kalau berdoa di sekitar tiang-tiang tersebut cukup variatif. Kalau berdoa di tiang pertama misalnya, diyakini bisa menambah ilmu. Lalu tiang kedua, diyakini bisa membuat seseorang bisa cepat memiliki pangkat dalam karir. Selanjutnya tiang ketiga, diyakini bisa memperlancar rezeki. “Kalau berdoa di dekat tiang keempat, diyakini bisa mengabulkan doa keselamatan,” rincinya.

Dia menandaskan, sudah cukup banyak musafir yang ingin membuktikan kebenaran kabar tersebut. Bahkan, beberapa warga Jawa Timur, Bogor, dan Jakarta pernah ke Masjid Madeggan. “Dulu, ada cerita bahwa salah seorang musafir asal Bogor yakni Ainun Najib pernah mengatakan bahwa dalam Masjid Madeggan ada jalan tembus menuju makam Wali Songo,” pungkasnya tanpa merinci kebenarannya.