Kesenian daol, yang merupakan bagian dari tradisi budaya di Sampang Madura, mengalami sorotan dan kontroversi pada bulan puasa tahun ini. Pemerintah Kabupaten Sampang mengeluarkan surat edaran yang melarang penyelenggaraan acara tersebut, potensi kerumunan massa.
Meskipun demikian, larangan tersebut menimbulkan penolakan dari sebagian besar warga. Kesenian daol biasanya menjadi bagian dari ritual untuk membangunkan warga saat sahur, sehingga sudah menjadi tradisi yang diwarisi turun temurun.
Pada awalnya, penolakan tersebut menghasilkan ketegangan antara warga dan pihak berwenang. Polisi dan Ormas LRI turut terlibat dalam upaya penegakan larangan tersebut, yang memperumit situasi.
Warga yang menolak larangan tersebut menganggap kesenian daol sebagai bagian penting dari identitas dan budaya mereka. Mereka berpendapat bahwa larangan tersebut mengganggu kebebasan berbudaya.
Aksi pembubaran acara tradisi Daol di Sampang, Madura, saat bulan Ramadan menuai sorotan publik. Meski alasan pembubaran tersebut adalah untuk keamanan dan ketentraman masyarakat, netizen bereaksi beragam.
Sebagaimana yang diunggah dalam video oleh akun TikTok @jeulek.jeuuu, pembubaran acara tersebut menjadi perbincangan hangat di platform media sosial. Komentar dari akun Mat Pelor menyoroti pertanyaan tentang sejak kapan tradisi Daol dianggap mengganggu, dengan menyatakan bahwa faktanya masyarakat terhibur dengan tradisi tersebut. Di sisi lain, akun NyhonyhaBhawell mengekspresikan kekecewaan terhadap larangan tersebut, bertanya mengapa semua hal dilarang di bulan Ramadan, sambil menyatakan bahwa kita membutuhkan hiburan bukan stres di bulan suci tersebut.
Di sisi lain, pihak berwenang mempertahankan larangan tersebut dengan alasan adanya surat edaran yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat. Mereka menekankan pentingnya mematuhi peraturan yang telah ditetapkan demi menjaga ketertiban dan kesejahteraan bersama.
Netizen lainnya juga ikut menyayangkan aksi pembubaran tersebut, menyuarakan dukungan terhadap tradisi Daol yang telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Sampang. Meskipun demikian, pihak berwenang menegaskan bahwa pembubaran tersebut dilakukan berdasarkan surat edaran dari Pemkab Sampang
Sementara itu, perdebatan tentang kesenian daol masih berlanjut di masyarakat Sampang Madura. Para pihak berharap dapat menemukan solusi yang dapat menghormati nilai budaya dan menjaga keamanan serta kesejahteraan masyarakat.
